KESULTANAN MALAKA: AWAL BERDIRINYA HINGGA KEMUNDURAN KESULTANAN MALAKA



MAKALAH

"KESULTANAN MALAKA"


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Pelayaran jaman prasejarah dapat dengan mudah dilakukan dengan enam bulan sekali yang erat hubungannya dengan jalannya arus. Para pedagang indonesia yang  membawa rempah-rempah dari Maluku untuk dipasarkan ke tempat lain. Para pedagang itu akan bertolak dari Maluku pada bulan Oktober menuju ke bkamur-bkamur Ujung  pkamung, Gresik, Demak, Banten, dan Malaka. Dan pada bulan Maret para pedagang akan kembali ke Maluku.
Dari malaka mereka akan berangkat menuju utara yaitu menuju bkamur-bkamur Ayuthia, Campa dan Cina pada bulan Juni. Dan bulan September kapal-kapal pedegang akan kembali ke bkamur Malaka. Letak selat Malaka demikian mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitarnya sebab mengalami perkembangan perdagangan dan lalu lintas laut yang tidak pernah sunyi.
Pada awalnya Malaka hanyalah satu bkamur tepi pantai yang kemudian sekitar tahun 1400 berkembang menjadi bkamur penting dan pusat kerajaan Malaka. Hal itu terjadi disebabkan karena adanya komunikasi perdagangan antara Cina dengan dunia luar terutama dengan India dan Laut Tengah.


BAB II
KERAJAAN MALAKA
Pendiri Kesultanan Malaka
Para ahli sejarah memiliki pendapat yang  berbeda tentang kapan malaka lahir. Seorang penulis portugis, Tome Pires yng tinggal di malaka dari tahun 1512-1515, mengatakan bahwa malaka telah di buka lebih kurang seratus tahun sebelum malaka ditaklukkan oleh bangsanya. Seorang portugis lainnya, De Barros, mengatakan bahwa malaka telah ada sejak dua ratus lima puluh tahun sebelum ditaklukkan oleh bangsanya. ( Darmawijaya, 2021: 7)
Para sejarawan sepakat, bahwa yang membuka malaka untuk pertama kalinya adalah Parameswara. Paremeswara adalah anak raja palembang dari dinasti syeilendra yang terlibat dalam peperangan merebut kekuasaan  di majapahit. Ia berhasil meloloskan diri dari serangan majapahit pada tahun 1377  dan berlindung di Tumasik, nama tua singapura yang pada masa itu di bawah kekuasaan Siam. Disana  parameswara membunuh Temagi sebagai penguasa setempat dan kemudian melantik dirinya menjadi penguasa yang baru. Karena takut dari ancaman siam, Paremaswara mencari tempat perlindungan yang aman, yang akhirnya sampai di malaka sekitar tahun 1400. Pada masa itu malaka merupakan sebuah kampung kecil dan terpencil. Penduduknya terdiri dari bajak laut dan penangkap ikan. Malaka memberikan rasa aman bagi Parameswara dari ancaman Siam.
Di Malaka, Parameswara menemukan pelabuhan yang baik yang dapat disinggahi kapal-kapal di segala musim dan terletak dibagian Selat Malaka yang
sempit. Dengan dibantu oleh pelaut-pelaut dan didesak oleh orang Melayu yang datang dari Palembang. Paremeswara mulai membangun Malaka.
Kerajaan Malaka dapat digolongkan ke dalam kerajaan tertua di indonesia. Alasannya, kerajaan ini menempati kedudukan istimewa di dalam perkembangan sejarah indonesia.
Kerajaan Malaka merupakan salah satu kerajaan terkemuka di Sumatra bagian selatan waktu itu. Kerajaan Melayu diperkirakan berpusat di Jambi, yaitu di tepi kanan-kiri Sungai Batanghari. Pada Sungai Batanghari ini ditemukan peninggalan purba berupa candi-candi, arca dan lainnya.
Sumber sejarah yang dapat digunakan untuk menyelidiki kerajaan Malaka hanyalah berasal dari sumber berita Cina, sedangkan berita-berita dari prasasti tidak ada.
Seorang musafir Cina yang bernama I-Tsing (671-695 M) menyebutkan di dalam  bukunya, bahwa abad ke-7 M secara politik kerajaan Malaka dimasukkan ke dalam kerajaan Sriwijaya. (Emmy Indriyawati, 2004: 25).   
Karena letaknya yang strategis(sebagai persimpangan lalu lintas dunia) maka malaka sejak abad ke-15 Malaka pusat perdagangan  dan pelayaran   terbesar di Asia Tenggara. Lewat hubungan ini pula agama islam  cepat menyebar kewilayah Nusantara, Brunei, dan filipina Selatan. Dari malaka perdagangan indonesia dihubungkan dengan jalur-jalur yang membentang kebarat sampai  di India, Persia, Arabia, Syria, Afrika Timur, dan laut Tengah. Pada awalnya parameswara adalah seorang raja yang beragama  Hindu Budha, dan pada akhir pemerintahannya ia masuk islam dan memakai nama Sultan Iskkamur Syah. Ia masuk islam pada tahaun 1414 setelah mendapat seruan dakwah yang disampaikan oleh seorang ulama yang datang dari Jeddah, Arab Saudi. Tidak hanya itu, setelah masuk islam, Paremeswara menikahi putri dari Kesultanan pasai. Pernikahan ini semakin memperkuat posisi malaka sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Asia Tenggara. Sebagai gambaran bagaimana besarnya pelabuhan Malaka. Paremeswara telah berhasil meletakkan tonggak kejayaan malaka.
kesultanan malaka
Pada tahun 1424, Paremeswara wafat dan jabatannya sebagai Sultan Malaka digantikan oleh Raja Tengah alias Muhammad Syah. Ia memerintah pada tahun1424-1444. Muhmmad Syah adalah raja malaka yang memakai gelar Sri Maharaja. Dalam memerintah, Sri Maharaja sangat otoriter. Kata-katanya merupakan undang-undang dan kekuasaannya adalah mutlak.Sri Maharaja juga membuat upacara-upacara Hindu. Pada tahun 1444, Sri Maharaja mangkat dan kemudian terjadilah pertikaian antara dua putra mahkota, yaitu Raja Ibrahim sebagai putra bungsu keturunan Melayu dan Raja Kasim sebagai putra sulung keturunan Tamil. Pertikain ini berlangsung selama dua tahun dan akhirnya dimenangkan oleh Raja Kasim. Setelah diangkat jadi sultan, Raja Kasim diberi gelar Sultan Muzaffar Syah, yang memerintah pada tahun 1446-1456. Dibawah pemerintahan Sultan  muzaffar Syah syiar-syiar islam mendapat tempat yang baik. Sultan Muzaffar Syah juga berhasil mengembangkan Malaka kearah yang lebih baik. Pada masa pemerintahan Sultan Muzaffar Syah, Wilayah kekuasaan Malaka sampai di Dinding, Selangor, Muar, Singapura, Bentan, dan pahang.
Kemudian Sultan Muzaffar syah digantikan oleh putranya, yaitu Raja Abdullah. dilantik, Raja Abdullah diberi gelar Sultan Mansyur Syah, yang berarti raja yang ditolong Allah. Sultan Mansyur Syah memerintah pada tahun 1456-1447. 
Masa Kejayaan Malaka.
Kejayaan yang dicapai oleh kerajaan Malaka disebabakan oleh beberapa faktor penting yaitu:
1.      Parameswara telah mengambil kesempatan untuk menjalin hubungan baik dengan negara Cina ketika laksaman Yin Ching mengunjungi Melaka Pada tahun 1403.
2.      Salah seorang dari sultam Malaka telah menikahi seorang putri dari negara Cina yang bernama putri Hang Li Po.
3.      Hubungan erat antara Melaka dengan Cina telah memberi banyak manfaat kepada Malaka,Malaka mendapat perlindungan dari Cina yang merupakan pemegang kekuasaan terbesar di dunia pada masa itu untuk menghindari serangan Siam.
Pada masa pemerintahan  Sultan Muzaffar Syah  dengan dibantu oleh Bendahara Tuan Perak dan Laksamana  Hang Tuah, Kesultanan malaka mengalami multan Masa kejayaannya. Sultan Mansyur Syah dapat menguasai pahang, kerajaan-kerajaan kecil di sumatera, kampar, siak, dan rokan untuk di taklukkan dan   diislamkan.
Malaka tidak hanya berfungsi sebagai pusat niaga di Asia Tenggara, tetapi juga merupakan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Di malaka para pedagang Islam dari Arab, India, dan Persia tidak hanya melakukan aktivitas dagang, tetapi juga merupakan pusat penyebaran Islam di Asia Tenggara. Di Malaka para pedagang Islam dari Arab, India, dan Persia tidak hanya melakukan aktivitas dagang, tetapi juga menyebarkan Islam kepada para pedagang yang ada di Malaka. Dalam konteks ini, kita dapat melihat bahwa Malaka tidak hanya sebagai bkamur niaga yang terbesar di Asia Tenggara, tetapi telah berperan sebagai sarana pengubah keyakinan masyarakat Asia tenggara. Perubahan ini terjadi secara damai, tidak melalui jalan pemaksaan.
Sultan Mansyur Syah wafat pada tahun 1447 dan digantikan  oleh putranya, Raja Husin. Setelah menjabat, Raja Husin di beri gelar Sultan Alauddin Riayat Syah. Sultan ini memerintah pada tahun 1477-1488. Sebagai seorang sultan, Sultan Riayat Syah tinggal melanjutkan usaha ayahnya dalam mengembangkan Malaka sebaagai pusat perdagangan dan penyiaran Islam di Asia Tenggara. Sultan Riayat Syah adalah seorang pemimpin yang tegas dan berani. Jika dibawa ke masa awal islam, maka karekter Sultan Riayat Syah mirip dengan karekter  kepemimpinan Umar bin Khathab Radhiyallahu Anhu. Pada suatu malam, Sultan sendiri bersama dua orang pengawalnya turun langsung melakukan ronda untuk menagkap pencuri dan sultan pun berhasil menangkap pencuri. Pada masa Sultan Riayat Syah Malaka semakain makmur. Ia juga menerapkan syariat islam tentang potong tangan bagi mereka yang terbukti melakukan pencurian. Dengan diberlakukannya syariat Islam, Malaka mampu menjadi sebuah negara yang aman dan makmur. Sultan Alauddin Riayat Syah wafat ketika sedang sibuk mempersiapkan persediaan untuk menunaikan ibadah haji ke Tanah Suci.
Malaka mengalami masa kejayaan sebagai kesultanan islam pada abad ke-15. Dimana pada masa kejayaannya malaka tampil sebagai pusat pengajian dan penyebaran Islam terbesar di Asia Tenggara. Bahkan para sultan yang berkuasa mendatangkan ulama-ulama dari luar negri seperti, Makhdum Sayyid Abdul Aziz, Maulana Abu, Kadhi Yusuf, Kadhi Manua, Khadi Munawar Syah, Dan Maulana Sadar Johan.
Para penguasa Kesultanan Malaka sangat menghormati dan memberikan kedudukan yang tinggi kepada para ulama.
 Masa Kemunduran Malaka
Pengganti Sultan Alauddin Riayat Syah adalah Sultan Mahmud Syah. Sultan ini memerintah pada tahun 1488-1511. Dampak dari stabilitas tersebut adalah kerajaan malaka menjadi buruk karena pada waktu itu yang memimpin adalah seorang  Sultan Mahmud Syah yang masih kecil dalam memerintah kerajaan Malaka, Sultan Mahmud Syah adalah Sultan Malaka yang terakhir sebelum Malaka jatuh ke tangan portugis. sultan yang kecil itu dibantu oleh bendahara, Laksamana, dan para pembesar kesultanan. Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah, Malaka mulai memperlihatkan kemundurannya, karena sultan mahmud Syah belum mampu memerintah sebagaimana sultan-sultan sebelumnya. Kemunduran malaka juga disebabkan oleh meninggalnya Tuan Perak sebagai bendahara Kesultanan Malaka yang berpengaruh. Tuan Perak meninggal pada tahun 1489dan jabatannya sebagai bendahara digantikan oleh Tuan Putih. Lain halnya denganTuan Perak, Tuan putih tidak memiliki karekter seperti Tuan Perak. Tuan Putih adalah seorang bendahara yang lemah, angkuh, dan gemar mengumpulkan kekayaan. Kondisi malaka yang sedang mengalami krisis kepemimpinan diperparah dengan datangnyaserbuan portugis.
Pada tahun1511, Portugis di bawah pimpinan Alfonso d”Albuquerque datang dari Goa, India dan menyerang Kesultanan Malaka dan akhirnya Malaka sebagai pusat niaga dan pusat penyiaran Islam terbesar di Asia Tenggara berhasil ditaklukkan oleh portugis. Dalam perang melawan portugis, Sultan Mahmud Syah berhasil menyelamatkan diri ke pahang, kemudian ke johordan kemudian ke bintan. Akhirnya, Pada tahun 1529, Sultan Mahmud Syah meninggal dalam pelarian di kampar, Riau. (Djoko Purwanto & Emmy Indriyawati, 2006: 10).
Bukti peniggalan Malaka sebagai pusat penyebaran Islam adalah:
1.      Mesjid Agung Deli.
2.      Mesjid Raya Baitulrahman Aceh.
3.      Masjid Johor Baru.
Pengaruh Islam Dalam Perundang-Undangan Malaka
Di malaka, Islam tidak hanya diamalkan oleh rakyat Malaka sebagai individu, Tapi kesultanan Malaka telah menjadi hukum Islam sebagai perundang-undangan Malaka. Ada empat hukum Islam yang diterapkan oleh Kesultanan Malaka yaitu:
1.      Qishas
2.      Hudud
3.      Ta’zir
4.      Diyat
Selain itu, hukum islam juga dipakai Malaka dalam menyelesaikan masalah-masalah muamalah dan keluarga. Dalam masalah muamalah, hukum Malaka mengatur masalah jual beli, riba, pinjam meminjam dan sebagainya. Dalam masalah keluarga, hukum Malaka mengatur dalam masalah perkawinan, perceraian, dan hal-hal yang berhubungan dengan wali, akad, khiyar dan talak.
Selat Malaka Sebagai Gerbang Lalu Lintas Pelayaran Dunia
Selat malaka dikenal oleh pedagang-pedagang pada waktu itu sebab perdagangan pada waktu itu dilakukan secara berantai oleh banyak bangsa dengan mempergunakan banyak perahu. Perahu-perahu pedagang itu memerlukan tempat untuk singgah atau cuma sekedar mengisi perbekalan atau mmperbaiki kapal-kapal meraka yang rusak.
Jadi malaka yang persimpangan lalu lintas sepenuhnya menjadi pusat perdagangan yang sangat berarti dan juga menjadi perdagangan internasional yang sangat ramai bagi jalur pelayaran dunia walaupu pada waktu itu ada jalan sutera tetapi perdagangan ini dianggap sangat lamban setelah china dapat menguasai wilayah sebelah selatan Sungai Yang Tse dan daerah Indo China, Tetapi mereka tetap menggunakan jalur perdagangan melalui Malaka.        
Malaka Sebagai Imperium Dan Pusat Penyebaran Islam              
            Rupanya pada abad ke-8 di malaka mulai masuk agama islam. Sedangkan yang menyiarkan agama islam ini adalah terdiri dari berbagai bangsa seperti Arab, Persia, Gujarat dan benggala.
Proses islamisasi ini tidak mengalami hambatan, Mengapa, karena tidak melakukan banyak upacara. Seseorang dapat menjadi muslim setelah dia mengucapkan kalaimat syahadat. Di samping itu dengan cara perkawinan maka terbentuklah keluarga-keluarga yang kemudian menjadi masyarakat Muslim yang kuat.
Dan tidak sedikit para saudagar islam yang yang melakukan yang melakukan pernikahan dengan puteri-puteri bangsawan sehingga makin lama agama islam masuk ke lingkungan istana. Sehingga malaka tidak hanya menjadi pusat penyebaran islam tetapi juga menjadi pusat perdagangan.                                                                                                                                                                                                                                                                  
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
Kesultanan Malaka (1402-1511) adalah sebuah kesultanan yang didirikan oleh Parameswara, seorang putra Melayu berketurunan Sriwijaya. Parameswara merupakan turunan ketiga dari Sri Maharaja Sang Utama Parameswara Batara Sri Tri Buana (Sang Nila Utama), seorang penerus raja Sriwijaya. Sang Nila Utama mendirikan Singapura lama dan berkuasa selama 48 tahun. Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372-1386) yang kemudian diteruskan oleh cucunya, paduka Seri Rana Wira Kerma (1386-1399).
Pada tahun 1401, Parameswara putra dari Seri Rana Wira Kerma, mengungsi dari Tumasik setelah mendapat penyerangan dari Majapahit. Ibi kota kerajaan ini terdapat di melaka, pada yang terletak pada selat Malaka. Kesultanan ini berkembang pesat menjadi sebuah entrepot dan menjadi pelabuhan terpenting   di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal 16. Malaka runtuh setelah ibu kotanya direbut oleh Portugis pada tahun 1511.
Daerah Selat Malaka sampai kapanpun tetap menjadi pusat perhatian bangsa-bangsa dan negara  baik secara regional maupun Internasinal.
Bagi Indonesia sendiri Selat Malaka merupakan pintu gerbang yang mempunyai nilai-nilai stratiges yang tinggi.
Dan dengan masuknya bangsa-bangsa Barat pada akhir abad ke-15 dan awal abad ke-16, Selat Malaka memiliki kedudukan sebagai  selat Internasional.

DAFTAR PUSTAKA
-          Darmawijaya, 2021. Kesultanan Islam Nusantara, Jakarta: Al- Kautsar.
-          Inriyawati Emmy, Sejarah, Jakarta: Graha Pustaka.
-          I MD, Yudayana & I MD, Pages, 1989. Penuntun Pelajaran  Sejarah,
Bandung: Ganeca Exact, cetakan ke dua.
-          Purwanto Djoko & Indriyawati Emmy, 2006. Sejarah IPS, Untuk SMA,
      Jakarta: Graha Pustaka.
-          Purwito Edy, 1987. Sejarah Nasional Indonesia dan Sejarah Dunia. Solo:
Tiga Serangkai.
-          File:///C: kesultanan malaka. Html.
-          http://id Wikipedia. Kesultanan malaka. Html.


BACA JUGA :
1. MAKALAH: SEJARAH KEMERDEKAAN NEGARA CHILE
2. MAKALAH : HIPOTESIS

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Sejarah