Namamu itu seperti langkah orang-orang di pinggir kota yang tak terduga asalnya. Apa mereka baru saja membeli kado dari salah satu toko, atau mereka sedang melakukan pelarian antah-berantah dari rumah yang pecah? Seperti berusaha menebak judul film atau genre buku favorit dari pikiran orang lain, aku sungguh tak mampu membaca, atau sekadar mengejanya—namamu.
Belum hilang, belum juga pulang. Melintas seperti hujan meteor yang singkat, namamu selalu mendahului namaku, dalam arti “berarti” dan makna “bermakna.” Mendahului detak jantungku yang berdetak dua detik sekali.
Namamu, adalah angkasaku yang hampa.
by: Anna Azzahra
#poetry #photography #phosphenous
Source
🖤🖤🖤
@npermatap
❤️❤️❤️