Implementasi Konsep Pertanian Sayur Organik di Tulungagung

Banyak cara yang dapat dilakukan supaya kita bisa tetap sehat, salah satunya melalui pangan organik. Pangan organik memang sedang ramai dibicarakan dan dikembangkan. Makanan organik memang lebih sehat dan menyehatkan untuk dikonsumsi mengingat makanan organik diperoleh, diproses, dan diperlakukan tanpa menggunakan tambahan zat kimia baik itu pupuk kimia, pestisida kimia, zar kimia lainnya. Penambahan zat kimia pada bahan pangan sangat berbahaya termasuk pada sayur. Sayur menjadi komoditi yang setiap hari dibutuhkan oleh masyarakat. Permintaan sayurpun setiap saat mengalami peningkatan. Akan tetapi, peningkatan permintaan ini tidak disertai dengan stabilitasi pasokan/produksi sayur. Hal ini terjadi karena memang terkendala oleh lahan yang semakin sempit dan juga salah satunya penyakit. Akibatnya sayuran diperlakukan dengan berbabagi cara agar tahan hama dan penyakit.

Perlakukan yang biasa dilakukan biasanya antara lain: disemprot pestisida, diberikan pupuk anorganik dll. Hal ini tentu secara instan mampu membuat tanaman sayur resisten terhadap penyakit dan dapat tumbuh. Konsep ini sangat digemari petani jaman sekarang, karena dapat mengatasi masalah hama dan penyakit dengan sangat cepat. Cara-cara seperti ini sudah dipraktikkan sekian lama dan masih berlaku hingga saat ini. Petani terlena dan menjadi tergantung kepada obat-obatan kimia untuk mendongkrak produksi sayur mereka. Di sisi lain, kita lupa betapa berbahaya bahan kimia yang masuk dan terakumulasi kedalam tubuh kita. Residu pestisida yang ada sangat berbahaya, Penggunaan pestisida memang sangat dilematis karena di satu sisi mampu meningkatkan produksi pertanian. Tetapi, penggunaan pestisida secara berlebihan dapat merugikan secara ekologi, kesehatan, maupun ekonomi. 

Dampak secara ekologi pestisida dapat mencemari lingkungan sekitar baik di daratan maupun perairan, secara ekonomi penggunaan pestisida membuat harga komoditi semakin rendah. Belakangan komoditi pertanian Indonesia banyak yang tertolak untuk diekspor karena mengandung pestisida yang melebihi ambang batas. Dampak untuk kesehatan sangat merugikan sekali, dilansir dari dokterkuonline.com, dampak penggunaan pestisida terhadap kesehatan membuat iritasi mata, luka pada bagian kulit tertentu, hingga berdampak terhadap genetika yang diturunkan. Paparan pestisida dalam jangka panjang menimbulkan gangguan kesehatan yang bersifat kronis. Di antaranya adalah: peningkatan risiko kanker,kerusakan sistem saraf (misal Parkinson), gangguan reproduksi serta kerusakan organ tubuh. Selain itu pestisida bersifat mutagenik yang dapat menyebabkan kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang dan teratogenik yang dapat menyebabkan bayi lahir cacat dari ibu yang secara rutin mengkonsumsi sayuran dan buah yang disemprot pestisida. Sekitar 40 % kematian di dunia disebabkan oleh pencemaran lingkungan termasuk tanaman-tanaman yang dikonsumsi manusia, sementara dari 80 ribu jenis pestisida dan bahan kimia lain yang digunakan saat ini, hampir 10 % bersifat karsinogenik atau dapat menyebabkan kanker. Sebuah penelitian tentang kanker menyebutkan sekitar 1,4 juta kanker di dunia disebabkan oleh pestisida.

Dengan dampak negatif yang diakibatkan oleh penggunaan pestisida, maka jalan utama dan menjadi opsi terakhir adalah pertanian organik. Pertanian organik mulai digalakkan di  banyak daerah di Indonesia termasuk di Tulungagung. Di Tulungagung, Dukuh Pojok, Desa Karangtalun, Kecamatan Kalidawir telah menjadi desa yang mencoba menerapkan kembali konsep pertanian organik melalui sayur mayur. Komoditi yang ditanam di Desa Karangtalun adalah sebagai berikut:

1. sayur kacang panjang, 
2. sawi, 
3. daun kemangi, dan
4. gambas.

Komoditi tersebut merupakan komoditi sampel tahap satu yang diolah secara organik tanpa pestisida. Pengolahan dilakukan oleh sekumpulan warga yang mulai sadar dan tergerak untuk kembali berpola hidup sehat.
Pertanian Sayur Organik di Desa Karangtalun, Kalidawir, Tulungagung

Komoditi sayur yang ada di desa tersebut diolah secara organik tanpa pestisida. Tanaman sayur dipanen dan dijual secara fresh (red: baru petik). Sayur organik ini lebih digemari oleh masyarakat karena memiliki rasa yang bebeda daripada sayur anorganik.

Sayur Daun Kemangi Organik Desa Karangtalun
Sayur hasil panen ini selanjutnya akan melalui proses pengemasan yang biasa didistribusikan di pasar lokal area Tulungagung dan di rumah makan area sekitar. Selain dijual secara langsung di pasar tradisional, sayur organik ini juga dijual secara online. Pembelian secara online dapat menghubungi nara hubung:
Ikbar Sallim Al Asyari:
SMS/Telfon: 083834130980
WA/Line : 085655699122

Sayur kacang panjang organik mengikuti sistem jual beli kiloan. Harga sayur kacang panjang perkilo adalah 6.000 rupiah/kg. Harga ini adalah harga dari petani langsung yang siap didistribusikan.
Harga daun kemangi organik dijual mengikuti sistem ikat. Satu ikat sayur kemangi dijual dengan harga 2.000 rupiah/ikat
Harga sayur gambas organik adalah 5000 rupiah/kg
Harga sawi organik adalah 4.000 rupiah/ikat.

Terima kasih....

Salam petani organik!!!
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Organic Farming