servis refigerator



BAB  IV
SERVICE REFRIGERATOR

4.1      Mencari Kebocoran pada Sistem Refrigerasi
Beberapa cara dan alat untuk mencari kebocoran yang banyak dipakai  :
1.   Mencari kebocoran dengan air sabun (Soap bubbles)
2.   Diberi tekanan lalu direndam dalam air.
3.   Alat pencari kebocoran dengan nyala api (Halide torch)
4.   Mencari kebocoran dengan zat warna (Colored tracing agent)
5.   Elektronik leak detector.

4.1.1        Mencari Kebocoran Dengan Air Sabun
Air sabun biasanya hanya dipakai dalam keadaan terpaksa, apabila alat pencari kebocoran yang lain tidak ada.  Kebocoran dapat diketahui letaknya tepat pada tempat yang bocor atau di mana gelembung gas terjadi. Electronic leak detector dan halide leak detector tidak dapat menunjukkan tempat kebocoran tepat seperti gelembung gas tersebut.
Air sabun hanya dapat dipakai untuk mencari kebocoran yang tidak terlalu besar dan pada tempat-tempat yang mudah dilihat dengan mata dan dapat dicapai oleh tangan kita.  Pada kebocoran yang besar atau tekanan gas yang tinggi, kebocoran tidak dapat dicari dengan air sabun. Tekanan yang tinggi akan memecahkan melambung air sabun sebelum dapat dilihat.

4.1.2        Diberi Tekanan Lalu Direndam Dalam Air
Memeriksa semua bagian dari sistem dapat dilakukan pada satu saat, dengan merendam seluruh sistem ke dalam air.  Pada sistem yang masih ada bahan pendinginnya, setelah semua alat listrik dilepaskan, dapat dimasukkan ke dalam bejana (bak) air atau akuarium. Apabila ada yang bocor, akan timbul gas yang keluar dari bagian yang bocor tersebut.
Agar kebocoran yang kecil dapat cepat diketahui tempatnya, dapat diusahakan dengan memberikan tekanan yang lebih tinggi. Tekanan tersebut jangan sampai melebihi tekanan percobaan maksimum yang diperkenankan. Evaporator dari pelat jika diberi tekanan lebih dari 200 pslg akan pecah, sehingga tidak  dapat dipakai lagi.

     4.1.3    Alat Pencari Kebocoran Dengan Nyala Api
Juga disebut : Halide torch, Halide gas leak detector, Propane leak detector.
Suatu alat penari kebocoran dengan nyala api. Memakai bahan bakar dari alkohol, propane, butane, acetylene atau gas alam. Khusus untuk mencari kebocoran bahan pendingin halogen, yaitu bahan pendingin yang mengandung unsur : fluorine, chlorine, iodine dan bromine. Unsur-unsur tersebut jika berhubungan dengan tembaga yang sedang terbakar sampai merah, dapat mengubah warna api menjadi hijau. Dari tempat yang sedang diperiksa dan melihat perbedaan nyala apinya, kita dapat mengetahui tempat yang bocor. Jika ada sedikit kebocoran, warna apinya akan berubah menjadi sedikit kehijau-hijauan dan pada kebocoran yang besar, warna apinya akan berubah menjadi sedikit kehijaua-hijauan dan pada kebocoran yang besar, warna apinya akan berubah menjadi hijau dan ungu.
Nyala api dari halide torch tidak boleh terlalu besar, karena pada kebocoran yang kecil tidak akan dapat mengubah atau mempengaruhi warna apinya.
Warna api dari halide torch akan berubah-ubah sebagai berikut  :
-          Tidak ada kebocoran bahan pendingin                     -   biru
-          Sedikit kebocoran bahan pendingin                         -   hijau
-          Kebocoran bahan pendingin yang besar                   -   ungu (purple)Detektor

4.1.4  Detektor Elektronik (Electronic Leak Detector)
Suatu alat untuk mencari kebocoran bahan pendingin yang terbaik, mudah, cepat, aman dan yang termahal hargnya. Bentuknya ada beberapa macam : seperti pistol, berbentuk kotak persegi dan lain-lain. Alat tersebut dapat dihubungkan dengan tegangan 110 volt atau 220 volt atau memakai batu baterai.
Yang diukur adalah tahanan tahanan elektronik dari gas (udara). Jika ada bahan pendingin di udara yang sedang diukur, maka arus yang mengalir akan berubah dan perubahan ini dapat dinyatakan dengan perubahan : jarum pada meter bunyi atau lampu.
Electronic leak detector ini sangat peka (sensitive), maka kebocoran yang kecil pun dapat cepat diketahui tempatnya. Selain itu juga dapat dipakai dalam ruang yang penuh gas bahan pendingin, karena kepekaannya dapat diatur. Janganlah merokok waktu memakai alat tersebut, karena asap rokok dapat mempengaruhi kerja electronic leak detector tersebut.

4.1.5        Mencari Kebocoran Dengan Zat Warna (Colored Tracing Agent)
Suatu bahan tambahan (additive) yang berupa cairan dan berwarna merah tua. Dipakai dengan memasukkan cairan tersebut ke dalam sistem, agar bercampur dengan bahan pendingin dan ikut bersirkulasi ke semua bagian dari sistem. Pada bagian yang bocor, bahan pendingin akan keluar dan langsung ke udara, sedangkan tambahan cairan tersebut yang ikut keluar bersama dengan bahan pendingin tersebut yang ikut keluar bersama dengan bahan pendingin akan tetap tertinggal pada permukaan yang bocor dan memberikan warna merah yang mudah dilihat, sehingga bagian yang bocor dapat diketahui.

4.2      Pemvakuman Sistem Refrigrasi
Pekerjaan ini lebih mudah dan aman, juga tidak banyak bahan pendingin yang terbuang, maka lebih banyak dipakai untuk memperbaiki lemari es. Pipa pengisian (process tube) dari kompresor dihubungkan dengan slang dari manifold pada bagian Lo, bagian tengah dari manifold dihubungkan dengan tabung R – 12, dan bagian Hi dari manifold dihubungkan dengan pompa vakum. Keran Hi dan Lo dari manifold dibuka penuh, lalu pompa vakum dijalankan.
Setelah meter ganda (Lo) menunjukkan vakum 29 in Hg, lalu keran Hi ditutup. Tabung bahan pendingin dibuka, agar bahan pendingin masuk ke dalam sistem sampai meter ganda menunjuk tekanan 10 psig atau lebih, lalu keran tanit, untuk mendorong ke luar sisa udara di dalam silinder (ruangan antara torak dan tutup silinder). Ruang tersebut akan diisi oleh bahan pendingin (R – 12). Kemudian keran Hi dibuka dan pompa vakum dijalankan kembali sampai vakum 29 in Hg, lalu kompresor lemari es dimatikan. Pekerjaan seperti ini dapat diulangi sampai 2 atau 3 kali. Setelah itu baru keran Hi ditutup dan pompa vakum dimatikan. Sekarang lemari es telah siap untuk diisi.

4.3      Mengisi Sistem Dengan Bahan Pendingin
Sebelum kita mengisi,kita harus memeriksa dahulu pelat nama kompresor atau lemari es, untuk mengetahui keterangan dari pabrik mengenai  macam pendingin dan jumlah berat bahan pendingin yang harus diisikan ke dalam sistem. Lemari es dan freezer umumnya memakai bahan pendingin             R-134 A
Setelah semua komponen lemari es selesai dipasang, sistem lalu dibuat vakum. Setelah sistem diperiksa tidak ada yang bocor, maka harus segera diisi dengan bahan pendingin.  Mengisi bahan pendingin pada sistem banyak sekali caranya. Di sini kita hanya akan menjelaskan dua macam saja  :
1.      Mengisi sistem berdasarkan bunga es yang terjadi (Frost line)
2.      Mengisi sistem berdasarkan berat bahan pendingin.

4.3.1        Mengisi Sistem Berdasarkan Bunga Es Yang Terjadi
Mengisi sistem lemari es berdasarkan bunga es yang terjadi (frost line) adalah suatu cara pengisian yang paling mudah, praktis dan cukup teliti.
Setelah evaporator menjadi dingin, akan timbul bunga es yang dapat dilihat dengan mata. Frost line adalah bunga es yang membeku pada evaporator sampai saluran hisap (suction line). Frost line diukur dari titik 0, yaitu pada bagian akhir dari penukar kalor di dekat evaporator atau pada titik di mana saluran hisap dan pipa kapiler memisah. Jika keterangan yang tepat mengenai frost line ini tidak ada, kami menganjurkan untuk mengisi sampai titik 0 atau lebih sedikit dari titik tersebut ke arah kompresor.
Setelah sistem selesai dibuat vakum, meter ganda (compound gauge) akan menunjuk vakum 29 – 30 in Hg, lalu semua keran pada maniforld kita tutup. Pompa vakum dan slang dari pompa vakum dapat dilepas dari manifold, kerena sudah tidak diperlukan lagi. Dalam keadaan vakum kita tunggu dulu selama beberapa menit, sambil memperhatikan jarum pada meter ganda. Jarum harus tetap menunjuk vakum 30 in Hg. Jika jarum bergerak atau vakumnya berkurang, ini adalah petunjuk bahwa sistem ada yang bocor. Carilah yang bocor dan segera diperbaiki sebelum sistem diisi dengan bahan pendingin.
Setelah tidak ada yang bocor, dalam keadaan vakum keran tabung R – 12 dibuka sedikit. Bahan pendingin akan mengalir melalui manifold ke pipa pengisian (process tube), lalu ke kompresor dan semua bagian dari sistem. Waktu mengisikan bahan pendingin dalam keadaan berdiri dengan keran di atas. Sambil mengisi kita perhatikan kedua meter pada manifold ditutup semuanya. Kompresor dijalankan dan kita perhatikan tekanan pada kedua meter. Sekarang tekanan pada meter ganda akan turun menjadi 0 – 5 psig, sedangkan tekanan pada meter tekan (pressure gauge) akan naik 80 – 100 psig.
Isi bahan pendingin di dalam sistem masih kurang. Sambil kompresor berjalan, keran dekat meter ganda dibuka lagi sedikit. Membukanya keran jangan terlalu besar agar jarum pada meter ganda jangan sampai menunjuk lebih dari 20 psig, kerena tidak baik bagi kompresor. Setelah jarum pada meter tekanan naik sampai 120 psig, permukaan kondensor sudah mulai hangat dan pada evaporator bagi dekat pipa kapiler juga sudah mulai ada bunga es yang terjadi. Jika sistem tidak ditambah bahan pendingin lagi, maka tekanan pada meter tekan akan tetap tidak berubah. Jadi tiap kali bahan pendingin ditambahkan ke dalam sistem, tekanan pada meter tekan akan menjadi lebih tinggi.
Kita tunggu dulu sampai suhu evaporator menjadi dingin dan penuh dengan bunga es. Kita perhatikan frost line yang terjadi apakah telah sampai ke titik 0.
Periksalah meter tekan, meter ganda pada manifold. Besarnya ampere dengan ampere-tang dan bunga es yang terjadi pada evaporator, apakah sampai ke titik 0. Apabila semuanya memenuhi syarat, kompresor dihentikan dan setelah lima menit dijalankan kembali. Jika kompresor dapat berjalan kembali dengan mudah, sekarang pipa pengisian dapat dibuntukan dengan pinch-off tool. Pipa dipotong 5 cm dari pinch-off tool lalu ujungnya disolder. Apabila hasil penyolderan baik dan tidak bocor, lalu pinch-off tool dilepas. Sekarang sistem telah selesai diisi bahan pendingin. Lemari es telah siap untuk dipakai.


4.3.2        Mengisi Sistem Berdasarkan Berat Bahan Pendingin
. Berat bahan pendingin sebelum dan sesudah diisikan harus ditimbang dengan timbangan yang baik dan tepat. Jumlah bahan pendingin yang diisikan pada sistem lemari es hanya dalam beberapa ratus gram, bukannya dalam beberapa kilogram. Kita harus memakai timbangan yang baik atau alat lain yang khusus. Periksalah pada pelat nama kompresor atau lemari es, macam bahan pendingin yang harus diisikan : R – 12, R – 22 atau R – 500 dan berat bahan pendingin yang harus diisikan.
Umumnya mengisi berdasarkan berat dipakai di dalam pabrik dengan alat yang khusus, di mana lemari es yang akan diisi sama modelnya dan banyak jumlahnya. Persiapan sebelum mengisi sama seperti di muka, memakai manifold dengan pompa vakum yang khusus, timbangan yang tepat untuk menimbang berat bahan pendingin. Setelah sistem dibuat vakum, didiamkan dalam keadaan vakum selama 20 menit, jika jarum pada meter ganda tetap tidak berubah, maka sistem tidak ada yang bocor. Isilah sistem pada sisi tekanan rendah dari pipa pengisian.
Sekarang R – 12 ditaruh di atas timbangan, dihubungkan dengan slang ke single testing valve. Slang dari tabung R – 12 harus bebas jangan tegang agar tidak mempengaruhi berat bahan pendingin yang sedang ditimbang. Setelah berat tabung dan isi bahan pendingin di dalam tabung diketahui beratnya, kita kurangi dengan berat bahan pendingin yang akan diisikan ke dalam sistem. Keran pada tabung R – 12 dan keran single testing unit dibuka. Bahan pendingin akan mengalir masuk ke dalam sistem. Kita perhatikan timbangan, setelah bahan pendingin yang mengalir ke dalam sistem cukup beratnya lalu keran ditutup.
Kemudian sistem dijalankan, setelah 20 menit evaporator diperiksa. Jika evaporator penuh dengan bunga es, maka pengisian telah cukup. Sekarang ampere dan tekanan pada meter ganda diperiksa, jika semuanya sesuai, pipa pengisian dibuntukan, dipotong dan disolder.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url