Berdayakan Perempuan Pedagang Jamu dan Gorengan


Tiga dosen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik 



Universitas Sumatera Utara (Fisip-USU), yakni Dra Mazdalifah M.Si Ph.D, Dra Dayana M.Si dan Dra Lina Sudarwati M.Si, mendirikan Yayasan Perempuan Perkotaan Medan (YP2M). Yayasan yang didirikan sejak tahun 2000 ini mengemban visi mensejahterakan kaum perempuan.


Faradilla, Press Officer Mirror Publisher, Senin (6/6/2021), mengatakan, Untuk lebih memfokuskan target, YP2M memilih perempuan–perempuan penjual gorengan dan jamu gendong yang tersebar di lima kelompok di kota medan, yaitu di Pasar Tujuh, Permai, Halat, Karya Tani dan Karya Wisata.

Setiap satu daerah memiliki satu orang pendamping lapangan yang telah ditetapkan oleh YP2M. Para pendamping di Yayasan ini masih berstatus mahasiswi.

"YP2M sendiri memilih penjual jamu dan tukang gorengan karena mereka menilai selama ini pemerintah masih kurang memperhatikan kesejahteraan para perempuan tersebut," ungkap Faradilla.

Kegiatan utama yayasan ini sebut Faradilla, adalah memberikan dana bergulir berupa bantuan modal usaha, yang akan dikembalikan dalam waktu satu tahun oleh para perempuan yang merupakan anggota YP2M, proses pengguliran dana hanya dari cicilan satu kelompok ke kelompok yang lain.

Keuntungan yang ada, diputar untuk keperluan operasional yang bermanfaat hanya bagi anggota. Kegiatan ini murni dilakukan atas dasar kepedulian terhadap para perempuan dan yayasan ini tidak menerima ataupun meminta imbalan kepada orang–orang yang bersangkutan.

"Setiap bulan diadakan pertemuan rutin untuk membahas bagaimana keadaan pengguliran dana yang sedang berlangsung tersebut, apakah ada kendala atau tidak, selain itu mereka juga dibagikan sedikit materi, jadi selain pinjaman dana, mereka juga mendapatkan sedikit ilmu pengetahuan. Adapun pengetahuan yang dibagikan seputar politik, agama, anak dan pengelolaan uang," sebut Faradilla.

Pemateri yang dimaksud adalah orang–orang yang diundang oleh YP2M dan dipilih sesuai dengan materi yang akan mereka bagikan, bahkan terkadang pematerinya adalah tenaga pendamping lapangannya itu sendiri.

"Dan hingga saat ini, YP2M telah memberikan dampak positif bagi para penjual jamu dan gorengan yang awalnya tidak bisa membaca dan menulis, sekarang sudah bisa, mereka juga sudah berani bicara didepan publik, bahkan ada yang bisa membuka pertemuan setiap bulannya sehingga tenaga pendamping lapangan hanya mengawasi jalannya pertemuan bulanan tersebut," pungkas Faradilla.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara,Medan,USU,Yayasan Perempuan Perkotaan Medan,YP2M