Pada hari Minggu (9/8/2020) Kota Nagasaki, Jepang memperingati pompa atom berusia 75 tahun yang dilakukan oleh Amerika Serikat ke kota.
Kota Nagasaki adalah salah satu dari dua kota dengan pompa atom. Tiga hari sebelum bom atom jatuh ke kota Nagasaki. Kemudian, pada 9 Agustus, kota Hiroshima menjadi yang pertama merasakan bom atom yang luar biasa. Dalam insiden tersebut, pesawat Bockstar B-29 jatuh dari bom atom "Gors Guy" yang menimbang 4,5 ton.
Sejarah pengeboman
Pada akhir 15 Agustus, Jepang menyatakan keputusan dan keputusan itu adalah salah satu alasan bahwa Perang Dunia Kedua berakhir.
Serangan di kota Hiroshima kurang dari 90.000-146.000 orang dan Nagasaki hingga 39.000-80.000 orang. Kurang dari setengah korban di setiap kota meninggal pada hari pertama.
Pada bulan-bulan seterusnya, banyak orang yang tewas karena efek luka bakar, penyakit radiasi, dan cedera lain. Sebagian besar korban tewas merupakan warga sipil meskipun terdapat garnisun militer besar di Hiroshima.
Baca Juga : Begini Yang Terjadi Jika Jepang Tidak Di Bom Atom Oleh Amerika
Upacara Peringatan
Upacara peringatan tersebut dihadiri oleh wali kota Nagasaki dan jajaran pemimpin Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) menghadiri upacara peringatan di Nagasaki. Serta para penyintas dan keluarga penyintas juga tampak hadir dalam upacara tersebut.
Para peserta mengatakan doa dengan 11,02 waktu setempat yang rumit. Pada 11.02 itu adalah Bom Atom Nagasaki yang berkurang di kota.
Dalam walikota ucapannya, Nagasaki Tomihisa mendesak para pemimpin dunia, terutama pemerintah Jepang untuk melakukan lebih banyak tentang larangan melarang senjata nuklir.
Tomihisa juga mengungkapkan, ancaman senjata nuklir meningkat dari yang sebelumnya. Dia juga menambahkan bahwa para korban terus mengatakan kengerian kejadian itu.
Meskipun direktur Jepang belum menandatangani perjanjian. Pemerintah Jepang telah berusaha menutup kesenjangan antara negara-negara nuklir dan non-nuklir.
Dilansir dari AFP, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, dalam pesan yang dibacakan oleh Wakil Sekretaris Jenderal PBB Izumi Nakamitsu, memperingatkan bahwa penyalahgunaan senjata nuklir secara sengaja atau secara tidak sengaja sangat berbahaya.
“Kemajuan bersejarah pelucutan senjata nuklir berada dalam ambang bahaya. Isu yang mengkhawatirkan ini harus dibalik,” kata Nakamitsu.