Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak


Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak - Hasil pengumpulan pakan natural landak berbentuk umbi, rumbut, rebung, kulit batang, batang serta daun yang berasal dari Sumatera Selatan tercatat 50 no terdiri dari 48 spesies yang terkategori dalam 24 famili serta 2 tipe tidak teridentifikasi.





Jenis- jenis tanaman hutan yang disukai landak selaku sumber pakan alaminya adalah 12% famili Anacardiaceae, 10% tiap- tiap Moraceae serta Poaceae, 8% tiap- tiap Araceae serta Fabaceae, 6% tiap- tiap Euphorbiaceae serta Olacaceae, 4% Rhamnaceae, dan 1% tiap- tiap tanaman famili yang lain.





Tipe tanaman mangga- manggaan serta tumbuhan yang bergetah ialah tipe yang sangat disukai landak. Bersumber pada data penduduk, landak biasa komsumsi tanaman beracun tanpa mengakibatkan kematian, serta terdapat keyakinan kalau landak suka memakan buah- buahan bergetah guna memproduksi batu geliga dalam tubuhnya.





Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak
Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak




Tanaman hutan selaku pakan natural landak yang berasal dari Kalimantan Timur yang terkoleksi selama survei tercatat 48 no terdiri dari 45 tipe tumbuhan terkategori dalam 22 famili serta 2 tipe tidak teridentifikasi, serta 1 no pakan asal hewan ialah Cryptotermes spp.





Jenis- jenis tanaman hutan yang disukai landak di Kalimantan Timur selaku sumber pakan alaminya adalah 14, 58% famili Anacardiaceae, 12, 50% tiap- tiap dari famili Arecaceae, Moraceae serta Poaceae, 4, 17% masing- masing famili Euphorbiaceae, Malvaceae, serta Zingiberaceae, sebaliknya 2, 08% sisanya tiap- tiap buat famili yang lain.





Tanaman dari keluarga mangga- manggaan sangat disukai landak, selanjutnya tanaman dari keluarga palem- paleman, tanaman bergetah, serta bambu disukai landak di Kalimantan Timur, ialah Archidendron pauciflorum, Calamus rottan, Curculigo latifolia, Dacryodes rostrata,





Diplazium esculentum, Elaeis oleifera, Hevea brasiliensis, serta Musa acuminata. Tidak seluruh tipe tanaman hutan disantap oleh landak, perihal ini mungkin karena terdapatnya isi alkaloid pada tanaman tersebut. Senyawa alkaloid bisa ditemui pada daun, pangkal, biji, ranting, serta kulit kayu( Fessenden serta Fessenden 1986).





Banyak tumbuhan melindungi dedaunannya dari hewan- hewan pemakan tanaman dengan metode memproduksi senyawa pertahanan semacam tanin serta fenol. Dilaporkan oleh Smith( 1989) kalau alkaloid, terpenoid, serta flavonoid ialah senyawa pertahanan tanaman yang bersifat toksis. Perihal ini menimbulkan landak dengan naluri penciumannya yang tajam menjauhi tanaman seperti itu dengan metode memilah tipe tanaman lain yang rendah isi senyawa kimianya( Kinnaird 1995).





Dedaunan yang disantap oleh landak biasanya daun beserta batang mudanya ataupun tunas- tunas muda, sebab pada fase tersebut tanaman masih lembut serta palatable, mudah di cerna, serta masih rendah isi tanin serta ligninnya. Analisis isi nutrisi tanaman pakan sebagai sumber pakan landak yang berasal dari Sumatera Selatan.





Tipe pakan natural yang terkoleksi beberapa 25 bagian tanaman, sisanya tidak ditemukan sebab aspek masa. Bagian tanaman yang dikonsumsi landak didominasi oleh umbut, rebung, biji, buah, umbi, rimpang, tunas muda, serta bunga, diiringi bagian lain tanaman.





Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak





Isi nutrisi tanaman pakan landak yang terkoleksi sepanjang survei di Sumatera Selatan memperlihatkan nilai nutrien yang bermacam- macam luas. Rataan isi nutrien pakan landak, ialah kandungan abu( mineral) antara 1. 54% terendah serta 28. 99% paling tinggi dengan rataan ( 9. 49± 7. 43)%; protein antara 1. 36- 44. 83% rataan( 16. 72±31)%; lemak antara 0. 23- 58. 90% rataan( 9. 75± 42)%; serat agresif antara 3. 67- 46. 22% rataan( 19. 72± 47). BETN antara 3. 15- 92. 88% serta tenaga bruto antara 3010- 7285 kal/ 100 gram( 4415. 71± 976. 22) kal/ 100 gram.





selaku sumber pakan landak yang berasal dari Kalimantan Timur lumayan bermacam- macam. Rataan isi nutrien pakan landak ialah kandungan abu( mineral) antara 1. 06%- 14. 56% dengan rataan( 7. 98± 5. 09)%; protein antara 1. 40%- 16. 24% rataan( 7. 38± 4. 31)%; lemak antara 0. 39%- 13. 20% rataan( 2. 84± 3. 54)%; serat agresif antara 3. 76%- 64. 00% rataan( 35. 57± 25. 62)%. BETN antara 13. 52%- 84. 62% rataan( 46. 52± 18. 58) serta tenaga bruto antara 4253 kal/ 100g- 5941 kal/ 100 gram( 5028. 51± 470. 21) kal/ 100 gram.





Landak menggemari pakan yang besar kandungan karbohidrat, nampak dari tingginya isi SK dan BETN pakan natural yang dipilihnya.





Dalam pemberian pakan kepada binatang yang ditangkarkan sangat butuh dikenal isi nutrisi pakan asal habitatnya guna mendukung program pengembangbiakan binatang di tingkatan ex sana. Dengan mengenali nilai gizi tanaman pakan natural, hendak lebih gampang untuk pengelola binatang liar buat mencarikan pakan alternatif yang nilai gizinya mendekati nilai gizi pakan belukar, sehingga lubang masuk agak tertutup oleh tetumbuhan.





Ciri yang lain dari pintu keluar/ masuk landak terdapat sisa jalan landak mencari makan, ialah sisa sapuan ekor pada tanah yang dilewati. Di sebagian posisi sarang kerap ditemui jerat/ jebakan yang dipasang pemburu.





Sebagian wujud sarang landak di Sumatera Selatan Landak mencirikan jalan perlintasannya dalam mencari pakan dengan potongan- potongan ranting- ranting dan perdu yang patah- patah. Apabila sumber pakan di tempat tertentu telah habis, landak hendak berpindah ke jalan lain serta mencirikan dengan patahan ranting serta perdu.





Menurut penjelasan penduduk yang mengantar periset ke hutan, 10- 15 tahun yang kemudian apabila memasang jerat dapat memperoleh landak sampai 4- 6 ekor per hari. Dikala ini landak telah tidak banyak lagi akibat pembukaan hutan buat pemukiman. perkebunan serta ladang penduduk, sehingga ketersediaan pakan natural landak pun menjadi semakin menurun.





Di rumah salah seseorang mantan pemburu ditemui ekor landak yang sudah mengering di gantung di dekat tangga rumahnya yang konon bermanfaat selaku penangkal balak. Data yang didapat tentang metode menangkap landak merupakan dengan( i) memakai tali jerat, ataupun( ii) mengasapi pintu keluar sarang landak, sehingga satu keluarga landak ( 4- 6 ekor) hendak keluar dari lubang sarang serta dengan gampang ditangkap memakai karung.





Di Kabupaten Musi Rawas, landak dapat dibeli dengan metode memesannya terlebih dulu, biayanya berkisar Rp 250.000- Rp 300. 000.- per ekor.





Landak umumnya disantap oleh warga yang berdomisili di sekitar hutan/ habitat landak. Biasanya warga tidak khusus mencari landak ke hutan, melainkan menangkapnya bila landak masuk serta mengganggu kebun mereka. Data yang diperoleh menampilkan kalau pemburu landak adalah orang yang tiba dari luar desa.





Perburuan landak juga terjalin di negeri lain, semacam yang dilaporkan Khan et angkatan laut(AL). kalau landak selaku rodensia herbivora telah jadi hama perusak tumbuhan perkebunan serta palawija yang bernilai ekonomi.





Sepanjang survei kerap kali ditemui sisa gigitan landak pada sebagian buah- buahan yang jatuh di lantai hutan, rebung bambu, serta umbut pakis haji. Perihal ini selaku tanda- tanda keberadaan landak di hutan tersebut. Sarang landak( habitat) yang ditemui di Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur, serta Kabupaten Paser Penajam Utara di Provinsi Kalimantan Timur umunya terletak di wilayah dengan kemiringan 80 Derajat





Lubang- lubang sarang landak tidak banyak lagi ditemui di Kalimantan Timur, sebab banyaknya penambangan batu bara yang sudah membuka hutan ratusan sampai ribuan hektar, berdampak rusak serta hilangnya habitat satwaliar termasuk landak.





Bentuk- bentuk sarang landak yang ditemukan berupa lubang- lubang tanah serta lubang pada bebatuan karang Warga di dekat hutan di Kalimantan Timur dan Sumatera Selatan biasa komsumsi daging landak, apalagi bagi mereka daging landak merupakan daging yang sangat lezat di antara daging hewan yang lain.





Diyakini kalau memakan daging serta hati landak akan mengobati sebagian penyakit dalam serta penyakit kulit( Farida serta Handayani 2010; Farida 2012). Dilaporkan oleh Farida( 2013), di Jawa Tengah serta Jawa Timur terdapat sebagian rumah makan yang menjual menu berbahan daging, hati, ataupun ekor landak yang diminati oleh sebagian warga lokal.





Perburuan landak juga dicoba buat mengambil batu geliganya, ialah sebuah “ batu” sangat jarang yang dipercayai ada di dalam perut seekor landak berusia. Sebagian warga menyakini batu tersebut mempunyai manfaat yang luar biasa dalam mengobati bermacam penyakit.





Bagi informasi penduduk, landak yang kerap memakan getah serta akar tumbuhan sirat ataupun tumbuhan ipuh( Antiaris toxicaria) akan menimbulkan dagingnya getir sekali sehingga tidak bisa disantap. Getah ipuh ini digunakan oleh penduduk selaku toksin panah ataupun selaku toksin sumpit untuk mencari( Heyne 1987).





Data yang lain, landak- landak yang dikenal kerap memakan getah sirat beracun akan berpeluang mempunyai batu geliga dalam badannya, sehingga jadi incaran pemburu.





Pemanfaatan bagian badan landak di Kalimantan Timur antara lain duri landak biasanya dijual dengan harga Rp 5. 000 - Rp 10. 000 per batang. Di pasar- pasar cenderamata di Samarinda serta Balikpapan ditemui juga sebagian duri landak disusun pada daging landak yang sudah dikeringkan yang diyakini berperan selaku anti teluh.





Tanaman hutan selaku sumber pakan natural landak yang berasal dari Sumatera Selatan tercatat 50 tipe yang terkategori dalam 24 famili serta yang berasal dari Kalimantan Timur tercatat 45 tipe terkategori dalam 22 famili dan 1 no pakan asal hewan, ialah Cryptotermes spp.





Tipe tanaman pakan yang sangat disukai landak di Sumatera Selatan merupakan 12% famili Anacardiaceae, 10% tiap- tiap Moraceae serta Poaceae, 8% tiap- tiap Araceae serta Fabaceae, 6% tiap- tiap Euphorbiaceae serta Olacaceae, 4% Rhamnaceae, sebaliknya di Kalimantan Timur merupakan 14. 58% famili Anacardiaceae, 12. 50% tiap- tiap dari famili Arecaceae, Moraceae serta Poaceae, 4. 17% tiap- tiap famili Euphorbiaceae, Malvaceae, serta Zingiberaceae.





Sarang/ habitat landak yang ditemui di Sumatera Selatan serta Kalimantan Timur biasanya terletak di pinggiran hutan serta dekat dengan kebun penduduk. Landak membuat sarang di lubang- lubang tanah, bebatuan/ gua, perakaran tumbuhan besar, serta bebatuan karang yang terletak di lereng- lereng perbukitan yang curam dengan kemiringan 70- 80 Derajat.





Daging landak disantap, spesialnya oleh penduduk di dekat hutan baik di Sumatera Selatan ataupun di Kalimantan Timur. Di Sumatera Selatan tidak ditemui orang dagang cenderamata berbahan bagian badan landak, sebaliknya di Kalimantan Timur, duri landak dalam bentuk satuan ataupun yang disusun pada daging kering landak dijual selaku cenderamata.





Artikel Pemanfaatan Geliga Landak dan Mempertahankan Keberlanjutan Batu Landak Bersumber dari ; https://www.researchgate.net/publication/300782910_Diversitas_tumbuhan_pakan_habitat_dan_pemanfaatan_landak_Hystrix_sp_di_Sumatera_Selatan_dan_Kalimantan_Timur Oleh Wartika Rosa Farida





Pesan Geliga Landak


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Batu Geliga Landak,batu landak,geliga landak asli,manfaat batu geliga landak,Manfaat Batu Geliga Landak untuk Kesehatan,Manfaat dan Kegunaan