Mengapa orang mempelajari sejarah? Apa gunanya?
Pertanyaan ini adalah pertanyaan klasik, namun selalu menguak dan menggugah hati manusia hingga saat sekarang ini.
Sejak Sokrates, Herodutus (484-425M), dan Thucydides (456-396 M) orang memkamung sejarah sebagai teladan kehidupan. Teori ini disebut sebagai the examplar theory of history. Sejarah dapat memberikan nilai atau norma yang dapat dijadikan pedoman bagi kehidupan sehari-hari. Bagi orang Cina, sejarah merupakan cermin kehidupan. Tradisi penulisan sejarah bagi bangsa Cina sudah sangat tua. Raja atau dinasti yang sedang berkuasa berkewajiban untuk menuliskan sejarah raja atau raja yang menggantikannya. Frasa semacam itu dalam bangsa Romawi kuno diungkapkannya dalam adagium: historia vitai magistra, yang berarti sejarah adalah guru kehidupan. Agar hidup lebih baik orang harus berguru kepada sejarah.
Sejarah adalah akumulasi rekaman pengalaman manusia. Mempelajari sejarah adalah mempelajari segala bentuk puncak pengalaman dan perubahan yang telah dicapai manusia sepanjang abad.
Sejarah sebagai akumulasi pengalaman manusia, menurut Robert Jones Shafer (1974) akan banyak manfaat untuk:
1. Memperluas pengalaman-pengalaman manusiawi. Belajar sejarah sama artinya dengan berdialog dengan masyarakat dan bangsa manapun dan di saat kapan pun. Dari pengalaman sejarah itu orang dapat menimba pengalaman-pengalaman dalam menghadapi dan memecahkan problem-problem kehidupan dalam segala aspeknya seperti politik, ekonomi, sosial dan budaya. Pada dasarnya problem-problem kehidupan manusia hampir sama, yang berbeda adalah detail intensitasnya. Cara mengatasi dan memberikan tanggapan terhadap masalah, baik secara intelektual maupun secara emosional, juga tidak terlalu berbeda. Dengan belajar sejarh, karenanya, sikap dan keperibadian seseorang akan menjadi lebih matang.
2. Dengan belajar sejarah akan memungkinkan seseorang untuk dapat memkamungnsesuatu secara keseluruhan (to see things whole). Sejarah menawarkan begitu banyak dan bervariasi (the multiplicity or variety) kondisi dan pengalaman manusia. Tidak adadisiplin ilmu yang mampu menyajikan rekaman pengalaman manusia yang begitu menyeluruh, selain sejarah. Agama, filsafat, dan ilmu-ilmu sosial lainnya memberikan sumbangan yang sama, namun hanya sebatas dan menurut cara ilmu sendiri. Demensi keseluruhan dalam sejarah diharapkan akan mampu membangun kebutuhan keperibadian manusia.
3. Sejarah memiliki peranan penting dalam pembentukan identitas dan keperibadian bangsa. Tanpa mengenal sejarah suatu masyarakat atau bangsa tak mungkin akan mengenal siapa diri mereka dan bagaimana mereka menjadi seperti ini. Sejarah dan identitas bangsa memiliki hubungan timbale balik. Akar sejarah yang dalam dan panjang akan memperkokoh eksistensi dan identitas serta kepribadian suatu bangsa. Bangsa itu, karenanya, akan bangga dan mencintai sejarah dan kebudayaannya.
Nugen, dalam bukunya Creative History (1967) menjawab pertanyaan mengapa kita perlu mempelajari sejarah dari dua segi, pertama, bagaimana sejarah itu dapat menolong kita untuk hidup. How can history up make a liveng? Dan kedua, bagaimana sejarah dapat menolong kita menjadi pribadi yang lebih baik. How can history help us become better person? sejarah sebagai pengalaman manusia memberikan berbagai alternatif untuk memilih begitu banyak cara untuk hidup.
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Nugent (1967) mengatakan dengan tegas bahwa “Know other people, Know yourself”. Setiap orang adalah produk masyarakat dan masyarakat adalah produk masa lampau, ialah produk sejarah. Dengan mempelajari sejarah kita akan mampu menghindari berbagai kesalahan dan kekurangan masyarakat masa lampau untuk kemudian memperbaiki masa depan.