Padamu lika-liku ini tersisipkan luka-luka.
Hati ini masih setengah menggenang, terombak ambik
cintaku yang perlahan.
Menghilang.
Tapi kamu satu, juga cinta serta rasaku padamu.
Bagai purnama, bulat pepat bercahaya.
Terluka membentuk kawah yang mencoba indah.
Aku, kamu dan cita-cita kita, yang mulai berubah tanya.
Tapi kamu tetap sempurna, tak ingin terkekang.
Juga rindu tetapi kesalahanku menguncimu terlalu dalam.
Sedihku berlalu, selama ini kau merasa sakit kukekang.
Ketika kupikir kisah kita bahagia, ternyata tak lebih dari merawat luka.
Ingin ku tidur melepas rindu, tapi bayanganmu dalam mimpi indah terlampau pilu.
Jika cinta kita memang tak bisa lagi dipaksakan, diriku tak sanggup pergi, hanya menghilang.
Karena melepas ikatan yang sudah rapat, terlalu sulit terekat.
Tapi kamu tetap indah, bagai hilir, tenang, merawat, hingga menghidupkan.
Kisah yang seharusnya berisi kata tanpa diantara.
Hingga akhirnya aku mati, menelan racun racikan sendiri, terlungkup, bersimpuh menyesal hingga kelopak tertutup.
Hingga hayatku kembali pada ilahi, cintaku satu, untuk kamu sang penyair tanpa rasa benci.
by: comwordtable
#poetry #photography #phosphenous
Source
@jijull15 cocok euy:)
@octawn27
bucin anjir @tyasrantii
@kusumaala
Kok bisa pas gini..
damn🔥
🔥
❤️
💛💛💛💛💛
🤧
Njir dalem banget fak😂
❤️❤️❤️❤️❤️
badass
@fajrilwahyuhasibuan
best
@yolandatasya_